Selasa, 08 Juli 2014

Mengapa Jokowi???

Pertanyan ini seketika memuncak ketika juru bicara tim sukses capres no 2 sekaligus tokoh politik idola saya, bapak Anies Baswedan mengemukakan kalimat ini sebagai bagian dari argumennya. Ketika pertanyaan itu saya tujukan kepada diri sendiri, sungguh itu adalah sebuah pertanyaan yg luar biasa sekaligus sulit. Mengapa sulit? Karna sejujurnya saya tidak pernah menjadi salah satu warga sipil di bawah kepemimpinan bapak Jokowi, jadi otomatis saya belum pernah sekalipun merasakan dampak positif dr beliau.

Ketika KPU mengumumkan 2 pasangan capres yg akan maju di pilpres 2014, awalnya saya tidak tertarik karna jujur tidak satu pun dari keduanya merupakan tokoh politik yg saya kagumi, ya memang tidak tepat kalau saya hanya berpikir secara subjektif.  Walaupun di lain sisi, saya sempat tertarik dengan sosok bapak gubernur DKI Jakarta bapak Jokowidodo tetapi saya bukanlah pendukung partai beliau, itu yg membuat saya agak ragu untuk memilih beliau, apalagi tersebar isu bahwa beliau hanyalah alat dr keinginan orang2 yg ada di belakangnya. Sesaat setelah isu tersebut beredar saya sempat memutuskan untuk tidak memilih siapapun.

Setelah meyaksikan kerja keras kampanye, imbauan dan debat capres sebanyak 5 kali tersebut, saya mulai melihat ada hal yg istimewa pd pilpres 2014 ini, saya melihat bahwa rakyat yg membawa calon pemimpinnya bukan calon pemimpin yg berusaha utk membeli suara rakyat. Begitu banyak masyarakat yg membentuk tim relawan buat beliau, melakukan dgn sepenuh hati tidak terkecuali golongan apapun. Awalnya saya kira hanya orang kecil yg akan memilih beliau karna dy memang sosok yg dekat dgn kaum yg dianggap beban negara, tetapi berjalannya waktu, semua kelompok baik itu dr kaum pendidik sampai penghibur mendeklarasikan dukungannya terhadap beliau. Suatu kalimat "pemimpin rakyat lahir dari rakyat" kalau tidak salah, menjadi kalimat pamungkas yg mulai meruntuhkan kenetralaan saya sebagai warga negara, terlebih melalui media sosial baik televisi maupun internet, ketika memperhatikan dari sisi style kedua calon, saya lebih sejalan dengan sosok beliau yg sederhana dan mampu menjadi pendengar, bahkan bisa bergaul dgn semua kalangan. Gaya blusukannya yg sering dapat cemooh dr sekolompok tertentu sejujurnya memang terlihat natural dan memang seperti itulah yg biasa beliau lakukan. Hal itu terlihat kontras ketika cawapres dr no urut 1 blusukan ke pasaran, terlihat kaku dan penuh dgn setingan, sebaiknya bapak tersebut lbh jujur aja, tidak usah memaksakan diri demi kekuasaan melakukan hal yg tidak pernah dilakukan.

Contoh kecil seperti itu saja membuat saya yakin dengan pilihan saya sekarang, bahwa memang niatan orang baik harus memperoleh dukungan penuh, jarang ada orang baik yg mau terlibat dgn tanggung jawab besar yg dikelilingi oleh banyak musuh.

Kesederhanaan beliau telah memenangkan hati saya secara pribadi sebagai warga negara, sosok yg natural dan sering dikatakan "ndeso" itulah yg membuat beliau terlihat berkarisma. Seringkali kemampuan orasi beliau dijadikan bahan olok2an oleh tim tetangga sebagai kelemahan terbesar beliau bahkan sampai membawa kemampuan bahasa asing beliau. Pilihan kata sederhana yg beliau perlihatkan yg justru memperlihatkan kejujuran yg memang ditujukan hingga kalangan tidak terdidik, bukan sekadar pilihan kata yg bernuansa high class yg sepertinya tidak semua dapat diserap dan seperti biasannya hanya menawarkan "teori kesejahteraan" belaka. Saya suka beliau dgn cara pandang gagasannya, dgn singkat beliau utarakan "kerja kerja kerja"

Semakin yakin 100% bahkan ini kai pertama saya benar2 yakin dgn pilihan pemimpin saya. Belum pernah seexcited ini untuj menggunakan hak suara saya kepada beliau untuk Indonesia hebat.

#ramepilih2 #Jokowi9juli #salam2jari #salamdemokrasi

Semoga pesta demokrasi yg akan disongsong beberapa jam ke depan diberkati oleh Tuhan, hingga dapat berjalan dgn damai dan lancar dan dijauhkan dr tindak kecurangan, Amin!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar